Mebel Anyam Limbah Kertas

Pengembangan trend dari industri mabel nasional berkembang kearah pemanfaatan serat (recycle) kerarah yang lebih luas, jika sebelumnya serat pintal enceng gondok memiliki permintaan pasar yang bagus, saat ini telah terjadi pergeseran permintaan produk mebel dan kerajinan berbahan limbah kertas yang dipilian menjadi tali dan dianyam menjadi bahan mebel yang Unik dan diminati pada pasar Ekspor Eropa dan Asia Timur.

Industri Unggulan Kadipoiro Mengeliat Bangkit

Pasar produk kerajinan (handmade) unik dengan bahan baku kertas koran bekas juga diminati masyarakat. UKM Bina Usaha Mandiri salah satu UKM yang merupakan salah ikon home industri kerjianan di Solo Raya. Kertas Koran disulap menjadi porduk-produk kerajinan unik dan diminati pasar domestik.

Pendidikan Pesantren

Gunung Pati merupakan salah satu daerah “resapan air” di Semarang, pengemangan masyarakat agribisnis dengan kehidupan pedesaan yang mengedepankan kerukunan, toleransi dan gotong royong masih kental terasa. Desan Ngrembel memiliki potensi yang dapat dikembangkan salah satunya adalah Pendidikan Pesantren yang merupakan pendidikan akidah, dan ahklak bagi pembangunan karakter masyarakat.

Industri Konveksi di Pekalongan

Pekalongan memiliki banyak daerah konveksi, yang terus berkembang sejalan dengan pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia. Pekalongan memiliki SDM konveksi melimpah dimana Pekalongan menjadi daerah wisata konveksi berupa batik dan jeans.

Industri di Indonesia Membutuhkan Teknologi Tepat Guna

Dunia telah memasuki Fase Ke-Empat Ekonomi yang disebut “Ekonomi Kreatif”, fase ini mendorong suatu kompetisi produk berdasarkan ide, gagasan, pengetahuan dan inovasi sebagai kapital utama. Industri dan UKM membutukan tehnologi tepat guna yang diperoleh dari riset masyarakat ilmiah.

Pengembangan Bio-Gas Portable sebagai Energi Alternatif

Implementasi konsep pengembangan reaktor energi bio-gas protable di pedesaan ditujukan pada daerah bermasalah dengan sumberdaya listrik. Solusi dikembangkan akan merubah bio-gas untuk menjalankan diesel yang dapat digunakan sebagai penerangan disamping untuk bahan bakar kompor gas.

Seni dan Grafis

Konsep sablon berkembangan berikut aplikasinya dalam kebutuhan masyarakat, penerapan grafis menjadi produk-produk turunan plastik, kain dan kayu menjadi lebih hidup, perkembangan industri sablon akan dapat membatu dunia kepariwisataan dan industri kreatif di Indonesia

25.9.15

Teknik Burning untuk Penciptaan Efisiensi Pengecoran Industri Logam Pis Kepeng di Juwana

Kota Juwana merupakan kota industri dimana yang menjadi ciri khas kabupaten Juwana adalah kerajinan logam kuningan. Puluhan industri kerajinan kuningan banyak tersebar di kabupaten ini, terutama di Kecamatan Juwana. Pangsa pasar hasil kerajinan kuningan juga merambah ke sejumlah negara di dunia. Produk yang dihasilkan di sentra kerajinan kuningan Juwana, mulai dari barang untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari spare-part kendaraan sampai dengan produk cinderamata. Trend permintaan pasar dari produk kerajinan ekspor yang berkembang di Juwana adalah berupa kerajinan koin. “Pis bolong” atau “uang kepeng” pernah menjadi alat transaksi di Jawa dan Bali pada masa lampau, bentuknya bulat pipih dan pada bagian tengahnya berlobang. Pada kedua permukaannya berisi tulisan huruf Cina.


Pis kepeng juga digunakan berbagai sarana upacara seperti di Bali, Thailand, Korea dan Cina masih memanfaatkannya untuk beribadah agama Hindu dan Budha, selain itu trend kerajinan logam “pis bolong” yang berkembang saat ini dimanfaatkan pula untuk membuat produk turunan berupa cenderamata kerajinan koin untuk kepentingan pariwisata. Pis bolong yang berbentuk uang logam dengan lubang segi empat di tengah dibuat dari campuran logam seperti perunggu, tembaga, atau kuningan. Melihat dari huruf yang tertera pada pis bolong ini dapat diketahui dari mana asal mula pis bolong ini. Pis bolong ini diperkirakan datang dari negeri Cina pada jaman Majapahit yang dijadikan sebagai alat pembayaran.  Uang kepeng tersebut kini menjadi kerajinan berdaya tarik seni dan mampu menembus pasar mancanegara. Saat ini melalui pintu masuk Pulau Bali, pasar mancanegara antusias memesan kerajinan uang kepeng, karena bentuknya yang khas, belum ada kompetitor dari negara lain, serta model yang memadukan unsur industri kreatif dalam bidang craft, ritual, mitos dan seni (art) yang cocok diperuntukkan sebagai suvenir maupun interior pada daerah tujuan wisata.  Berbagai model dan jenis kerajinan uang kepeng sudah banyak diserap pasar mancanegara sejak 1990-an. Terbanyak model dewa-dewi (Agama Hindu); seperti Dewi Sri, Rama Sinta, Legong dan masih banyak lainnya (Gambar2). Kerajinan uang kepeng masih memiliki prospek yang menjanjikan, terlebih model yang ditawarkan perajin makin variatif. ‘'Saat ini model antik atau terkesan lama banyak disukai buyer asing, hal ini berbeda dengan konsumen domestik yang lebih senang kerajinan uang kepeng yang alami. Penjualan kerajinan uang bolong ke pasar mancanegara bisa mencapai 100 pcs lebih. Untuk harga bervariasi mulai IDR 100.000 - 500.000 / pcs, tergantung desain dan ukuran yang diminta.

------------------------------------------------------
Untuk Korespondensi dengan UKM Mitra
UD Sinar Abadi Juwana
Pis Kepeng Kuningan dan Timah dengan Harga Bersaing
Pemilik: Bapak Subkhan
HP: +62 813 250 54 007
-------------------------------------------------------

Industri. UKM mitra saat ini menggunakan tungku pemanas berbahan bakar minyak yang menyerap 30% beban biaya produksi (HPP), selain itu penggunaan tungku pemanas bagi peleburan logam yang berupa lempengan timah dan kuningan UKM mitra tidak ramah lingkungan, sehingga menciptakan polusi dan serta boros BBM. Tungku yang masih digunakan UKM mitra saat ini masih bersifat tradisional dengan penggunaan bahan bakar yang tidak terukur, dimana suhu yang digunakan untuk membakar tungku tidak stabil sehingga polusi udara akibat proses pembakaran logam tidak sempurna, oleh karena itu perlu dikembangkan perangkat tungku hemat energi (proses burning) yang efektif untuk memperbaiki kualitas produksi pada CV Sinar Abadi Juwana.

--------------------------------------------------------
Rekayasa Mesin Burning
Capaian Temperatur: 1000-1300 derajat Celcius.
Implementasi : Industri Pengecoran Logam, Industri Garam Meja maupun UKM Bandeng Presto.
Bahan Bakar : Semua BBM termasuk juga minyak atau oli berkas pakai dapat digunakan di alat ini.
Alat Burning (Model Tungku) dalam proses mengajuan Hak Cipta (HKI).
Kepakaran Penelitian : Ariyawan Wahyu P (Dosen Teknik Mesin Polines/ 
Mahasiswa Program Doktoral Teknik Mesin Undip)
Diskusi dan Koresponensi: ariyawanwhp@yahoo.co.id
---------------------------------------------------------

Teknologi yang dikembangkan dibangun melalui riset selama beberpa tahapan sehingga menghasilkan teknologi pada tungu pembakar proven. Alat buning ini dapat digunakan dengan bahan bakar dengan kerlas yang rendah sekalipun seperti limbah minyak yang telah digunakan (reused oil) degan tetap menghasilkan panas di atas 1000 derajat celcius.

ketua Tim Pengabdian IBPE
Iwan Polines

...

24.9.15

Pengkayaan Ragam Batik Kontemporer Nasional melalui Inovasi G-Code CNC dalam mendukung Industri Batik Cap Pekalongan - Bag.3

CNC Milling Machine melalui pendekatan Design Row Material Image yang dikonversi kedalam bahasa dasar pemrograman CNC untuk penciptaan “produk batik kontemporer”  bernuansa budaya lokal khusus pembuatan canting cap batik innovatif (CCB). CCB ini merupakan pengembangan canting cap batik tradisional yang proses pembuatannya dikerjakan secara manual.  Dari aspek ekonomi, industri batik terus menjadi primadona bagi perkembangan industri kreatif di Indonesia. Penjualan batik meningkat dari Rp 2,9 triliun pada 2006 menjadi Rp 3,9 triliun pada 2010 (BPS Indonesia, 2010). Nilai ekspor batik melonjak 56% dari USD16,3 juta pada 2006 menjadi USD 22,3 juta pada 2010. Pemerintah menyatakan nilai ekspor batik mencapai US$60 juta atau sekitar Rp 536 miliar.  Negara tujuan utama adalah Amerika Serikat. Pengakuan UNESCO atas batik telah memantapkan posisi industri fashion indonesia di mata dunia internasional, dan hal ini mulai memicu desain batik dengan lahirnya model batik kontenporer yang beraliran lebih modern (tanpa pakem) dan juga melalui pendekatan proses berupa cetak (printing).  

Pemkot Pekalongan melalui  Diskominfo sebagai agen Pemerintah yang bertanggung jawab mengembangkan Sistem Inovasi Daerah dan perluasan jaringan inovasi berbagai potensi untuk produk dan jasa yang berbasis ICT, termasuk innovasi pengembangan batik. Jenis batik yang sangat diminati pasar adalah batik cap, namun persoalan yang muncul adalah batik tradisonal cap kalah bersaing dengan produk teksil bermotif batik kontenporer yang memiliki variasi lebih beragam dengan harga lebih murah yang berasal dari kompetitor asing. Kondisi saat ini proses produksi batik cap masih menggunakan canting cap batik (CCB). CCB selama ini dibuat dengan membentuk bahan tembaga dan kayu sesuai motif dengan cara manual yang memerlukan waktu yang lama dan variasi model yang terbatas (merujuk pakem). Terobosan inovatif diperlukan untuk proses pembuatan CCB guna menekan biaya, pengkayaan ragam motif, dan mengembangkan batik kontemporer berbasis budaya lokal. Arah program ini untuk mengembangkan Computer Numerical Control (CNC) Milling khusus pembuatan CCB, yang kompetitif dengan indikator waktu pembuatan singkat, harga murah, desain dan proses berbasis ICT. Penerapan teknologi ini merupakan terobosan pengembangan batik dan merupakan inovasi baru. Program hibah HI-LINK direncanakan tiga tahap untuk fasilitasi pembuatan CCB dengan innovasi baru guna meningkatkan keunggulan kompetitif batik nasional.Tahap I, pengembangan model CNC Milling untuk pembuatan CCB berkualitas dan murah. Tahap II, pengembangan ragam batik berbasis engineering software untuk memfasilitasi kebutuhan industri dengan variasi motif batik kontemporer berbasis budaya lokal memanfaatkan engineering software. Tahap III, melakukan pendekatan kolaboratif untuk meminimalkan ekses pasar dengan munculnya produk innovasi batik melalui peran Pemkot Pekalongan, melalui Diskominfo menjalankan inkubasi bisnis guna memberdayakan tennant baru.


...




Model tekstil dengan corak batik ini dikenal dengan batik printing. Keberadaan batik printing yang merupakan kompetitor utama pasar batik tradisonal (cap dan tulis), telah diproduksi oleh negara kompetitor asing dalam jumlah masal dan harga lebih murah, serta telah menjadi pemanin fasion (batik) di banyak negara, tidak Kebutuhan untuk survive dan dan penciptaan keunggulan kompetitif dalam era perdagangan bebas ini telah memunculkan suatu pemikiran pentinggnya suatu produk industri kreatif yang mensinergikan fokus fashion, kerajinan (craft) dan produk teknologi informasi. Ketiga fokus jenis industri kreatif tersebut  berkaitan dengan Pengabdian HI-LINK  telah tercakup dalam pengembangan sains terapan pada industri batik kontemporer melalui penggunaan CCB inovatif.

Acrilic pun bisa menjadi Bahan Alternatif Pengganti Bahan untuk Membuat Cap Batik yang secara Konvensional dari Tembaga - Bag.2

Batik yang diakui UNESCO merupakan bagian dari industri kreatif nasional berbasis budaya Indonesia menjadi ikon industri fashion dunia. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Hampir semua kota di pulau Jawa memiliki corak batik dengan ciri khas masing-masing, antara lain “batik tiga negeri” Laseman, Surakarta dan Pekalongan dengan model batik tulis, batik cap dan batik printing yang terkenal masih terbuka untuk dikembangkan, khususnya batik cap yang sangat diminati. Seperti diketahui bahwa pembuatan batik cap bergantung kualitas canting batik cap, yaitu: motif, waktu pembuatan, dan harga. Terobosan innovatif diperlukan untuk proses pembuatan canting batik cap guna menekan biaya, mengayakan ragam motif, dan mengembangkan batik kontemporer berbasis budaya lokal. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin (Anonimus 2, 2014)



Proses pembuatan canting batik cap memerlukan keahlian, ketekunan, dan ketelitian. Bahan utama yang dipergunakan adalah pelat tembaga tipis yang dibentuk menjadi canting bati dengan motif batik. Waktu pengerjaan antara 2 (dua) sampai dengan 4 (empat) minggu. Keahlian membuat motif batik semakin langka, karena dikerjakan dengan tangan oleh ahlinya yang pada umumnya sudah lanjut usia. Pembuatan batik cap dikerjakan dengan cara manual, yaitu dengan mengecap berulang-ulang pada kain setelah bidang canting batik cap di-‘basahi’ cairan lilin. Dengan pengecapan cairan lilin pada kain berbentuk gambar motif batik yang terserap pada kain. Berdasarkan pengamatan langsung pada pengrajin canting batik cap dan proses pembuatan batik cap di Pekalongan dapat ditarik 2 (dua) kesimpulan penting, yaitu (1) perlunya inovasi teknik pembuatan canting batik cap dan (2) alternatif bahan utama pembuatan canting batik cap selain tembaga Bahan alternatif untuk pembuatn canting batik cap selain tembaga perlu diupayakan memalui uji coba berbagai bahan yang harganya lebih murah dan dapat dikerjakan dengan mesin CNC milling. Uji bahan altenatif dilakukan dengan metode eksperimen dengan membandingkan alternatif bahan dengan bahan tembaga yang merupakan bahan yang selama ini dipergunakan. Jenis bahan alternatif dipilih bahan yang mudah didapatkan di pasar lokal di manapun, yaitu aluminium, acrilic, kayu (jati), baja dan tembaga (sebagai pembanding).
Bahan-bahan tersebut dipilih berbentuk papan tebal dengan ukuran 15 x 6 x 1 cm. Pertimbangan teknologis bahan alternatif tersebut adalah sebagai berikut: Tembaga adalah logam yang sangat liat dan dapat di anyam, distempel, dirol menjadi lembaran, dan ditarik menjadi kawat atau pipa. Tembaga dapat difabrikasi dengan solder, las dan brasing, serta memiliki kualitas hantar panas yang baik (Spott. 1985). Aluminium logam yang ringan banya dipergunakan dalam produksi barang. Aluminium adalah logam yang sangat serbaguna. Logam ini dapat diekstrusi, ditempa, atau dirol menjadi lembaran. Aluminium cukup aman terhadap korosi dengan pelapisan terbentuknya aluminium oksida yang terbentuk di lingkungan udara. Aluminium tidak berubah warna. (Spott. 1985). Baja lazim dipergunakan pada konstruksi karena keras dan tahan deformasi dan keausan. Pemesinan baja memerlukan perlakuan awal seperti normalizing, annealing. (Spott. 1985). Kayu adalah komposit polimerik alamiah. Molekul polimerik utamanya adalah selulosa. Kayu terdiri dari komposisi selulosa 50 % dan lignin10-35%, suatu polimer silang berdimensi 3 yang kompleks. Perubahan dimensi kayu yang mengiringi perubahan suhu, kelembaban dan pembe ban mekanis bersifat anisotropi. Ahli kayu mengetahui bahwa muai termal dalam arah tangensial dan radial lebih besar daripada dalam arah longitudinal (Van Vlack. 1983. p 537). Hasil kesimpulan kajian adalah Bahan CBC dari Tembaga dalam penelitian ini menunjukkan kualitas yang baik dan stabil untuk nernagai pengecapan pada berbagai jenis kain. Hal ini mengukuhkan tradisi penggunaan tembaga sebagai bahan CBC. Namun demikian, bahan selain tembaga, yang harganya lebih murah dari pada tembaga juga menunjukkan hasil pengecapan yang baik untuk berbagai kain, seperti bahan acrilic, kayu (jati), dan baja. Dengan demikian bahan alternatif selain baja tersebut direkomendasikan untuk dipergunakan dalam pembuatan CBC. Keuntungan yang diperoleh adal ah harganya lebih murah, apalagi jjika pengerjaannya dengan mesin CNC khusus dalam waktu yang lebih singkat dari pada pembuatan CBC tembaga dengan cara tradisional.

PROSES PEMBUATAN BATIK CAP
Sumber Video : Danang Pamungkas, Youtube.


ARTIKEL ILMIAH
Sumber Artikel Imliah:

Industri Canting Cap Batik antara Kian Sedikitnya Pengrajin dan Mahalnya Bahan Baku - Bag.1

Kota Pekalongan sebagai salah satu sentra Batik di Indonesia telah menjadi ikon industri fashion dunia, antara lain ditandai menjadi ajang Festival Batik maupun festival kota kretif Internasional yang juga di Pekalongan. Batik merupakan warisan budaya yang telah diakui UNESCO merupakan produk industri kreatif strategis berbasis budaya Indonesia yang harus dikembangkan secara inovatif dan modern. Pemkot Pekalongan melalui  Diskominfo sebagai agen Pemerintah yang bertanggung jawab mengembangkan Sistem Inovasi Daerah dan perluasan jaringan inovasi berbagai potensi untuk produk dan jasa yang berbasis ICT, termasuk innovasi pengembangan batik. Jenis batik yang sangat diminati pasar adalah batik cap, namun persoalan yang muncul adalah batik tradisonal cap kalah bersaing dengan produk teksil bermotif batik kontenporer yang memiliki variasi lebih beragam dengan harga lebih murah yang diimpor dari luar negeri. Kondisi saat ini proses produksi batik cap masih menggunakan canting cap batik (CCB). CCB selama ini dibuat dengan membentuk bahan tembaga dan kayu sesuai motif dengan cara manual yang memerlukan waktu yang lama dan variasi model yang terbatas (merujuk pakem). Terobosan inovatif diperlukan untuk proses pembuatan CCB guna menekan biaya, pengkayaan ragam motif, dan mengembangkan batik kontemporer berbasis budaya lokal.


Sebagimana diketahui, Batik di Indonesia telah mengalami dinamika perkembangan proses yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting berbentuk stampel cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan. Model batik jenis cap ini yang selanjutnya banyak diminati dan diproduksi secara masal. Alat kerja utama batik cap adalah berupa canting cap. Canting cap ini berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya bahan utama canting berupa tembaga yang dikombinasikan dengan besi. (id.wikipedia, 2012).  Semakin mahalnya harga tembaga (100.000 IDR; 2012) membuat pengrajin canting batik cap kesulitan membeli bahan baku utama, sehingga banyak sentra industri canting cap (Pekalongan, Indramayu dan Surakarta) gulung tikar karena tidak sesuai antara nilai jual produk canting dengan lamanya waktu desain, serta biaya produksi (Ekawati Elvi, 2006).

...
PROFIL PEMBUATAN CANTING CAP BATIK

Video Oleh: ribut achwandi Sumber: Youtube

Selain dengan model tembaga , tehnologi dan bahan canting cap juga mengalami dinamika, dengan dikenalnya model cap kayu (Gambar Slide).  Cap yang terbuat dari kayu ini awalnya dinilai lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga.  Kendala yang muncul pada model ini adalah terdapat hanya sedikit warna yang meresap pada kain batik, karena lilin yang menempel pada kain terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya. Selain dari pada itu, material kayu juga tidak bertahan lama karena sering rompal (rusak) desainnya, sehingga durasi pemakaian alat canting cap berbahan kayu menjadi pendek dan secara umum akan mempengaruhi kualitas hasil batik yang dikerjakan pengrajin. Dalam dunia industri, sebenarnya teknologi bahan telah lama digunakan untuk mendesain material komponen industri,  dengan tingkat ketelitian dan kebutuhan desain presisi tinggi.

Inovasi dibutuhkan baik berkaitan dengan penelitian megenai bahan pengganti tebaga yang lebih baik serapan pada kain maupun bahan pengganti yang lebih murah dari tembaga.

Semarang, 23 September 2015
Iwan Polines (Iwan Hermawan).

Prev